7 Pengakuan Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi


Kasus pembunuhan yang menewaskan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi telah terungkap.

Tersangka bernama Haris Simamora (30) diketahui telah membunuh Diperum Nainggolan (38) suami, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.

Haris kemudian ditangkap saat hendak mendaki Gunung Guntur di Garut, Jawa Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengatakan polisi menemukan Haris pada Rabu (14/11/2018) malam, sekitar pukul 22.00 WIB.
"Dia berada di satu rumah atau saung. Dia di sana mengaku hendak naik gunung. Kita geledah dan ditemukan kunci mobil, HP dan uang Rp 4 juta," jelas Argo.Haris sempat mengelak tak bersalah, namun polisi tetap menggelandang Haris ke Mapolda Metro Jaya untuk didalami kasusnya.

Pada Jumat, (16/11/2018), Haris telah mengaku membunuh keluarga Diperum yang diketahui masih keluarga korban.

TribunWow.com telah merangkum sejumlah pengakuan Haris yang ia berikan kepada polisi, seperti berikut ini:Dilansir TribunWow.com dari TribunJakarta.com, Haris Simamora mengaku kepada pihak kepolisian bahwa motifnya membunuh keluarga Diperum Nainggolan adalah karena rasa dendam atas perbuatan korban.

Hal ini berawal dari Haris yang merasa bahwa korban merebut penghasilannya.

Haris sendiri sudah 3 bulan menjadi pengangguran.Wakapolda Metro Jaya Brigjen Wahyu Hadiningrat menyatakan Haris dulunya merupakan 'Bapak Kost' di rumah kost yang terletak di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Gede, Bekasi.

Kemudian, pengelolaan rumah kos tersebut digantikan oleh Diperum Nainggolan dan Maya Ambarita yang merupakan kakak ipar pelaku.

Pemilik kosan itu sendiri adalah kakak korban Douglas Nainggolan.

"Pelaku sakit hati karena korban ini pengelola kos. Beberapa waktu yang lalu pengelolanya pelaku," ujar Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Wahyu Hadiningrat, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018).Meski tidak lagi bekerja sebagai pengelola kos, namun HS masih sering berkunjung ke kos-kosan tersebut.

Ia bahkan diketahui kerap menginap di kos-kosan yang juga jadi tempat tinggal Diperum dan keluarga itu.

2. Sering Mendapatkan penghinaan

Ketika berkunjung atau menginap, Haris pun kerap kali mendapatkan penghinaan dari Diperum dan istrinya, Maya Ambarita.

"Menurut pengakuan korban, dia sakit hati karena sering dihina, seperti misalnya dibilang 'tidak berguna'," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/11/2018), seperti yang TribunWow.com lansir dari WartaKotaLive.com.

Argo juga menceritakan emosi Haris kian tersulut kala ia dibangunkan tidur oleh keduanya menggunakan kaki.Hal tersebut menyebabkan Haris semakin merasa sakit hati.

"Kalau main ke situ, tidur dan dibangunkan pagi hari menggunakan kaki," kata Argo.

Petugas kepolisian menunjukkan tersangka berinisial HS saat rilis kasus pembunuhan satu keluarga, di Polda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018). Pihak kepolisian telah menetapkan HS sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi pada 13 November 2018.
Petugas kepolisian menunjukkan tersangka  Haris Simamora saat rilis kasus pembunuhan satu keluarga, di Polda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018). Pihak kepolisian telah menetapkan HS sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan terhadap satu keluarga yang tinggal di Jalan Bojong Nangka 2, Pondok Melati, Bekasi pada 13 November 2018. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
3. Datangi Rumah Korban Karena Diajak Beli Baju Natal

Mengutip WartaKotaLive.com, Awalnya Haris Simamora mendatangi kediaman Diperum Nainggolan karena permintaan Diperum, Senin (12/11/2018) lalu, saat terjadinya peristiwa pembunuhan.

"Hampir setiap bulan ketemu, namanya saudara. Lalu kemarin ditelpon korban suruh datang ke rumah," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018).Bahkan, agar Haris datang ke rumah tersebut, Diperum menjanjikan akan membelikan Haris baju baru sebagai kado saat perayaan Natal nanti.

"Mau (ngobrol) beli baju untuk Natalan. Lalu, dia datang jam 9 malam, kan sudah terbiasa memang wajar, saudara datang. Lalu ngobrol (dengan Diperum) sampai jam 11 malam, istrinya tidur," ungkapnya.

4. Cari Perkakas sebagai Senjata Membunuh

Meski diajak berbelanja, namun karena sudah terlanjur sakit hati oleh Diperum dan istrinya, Haris pun berniat untuk membunuh keluarga Diperum.

Mengutip Kompas.com, Wahyu Hadiningrat mengatakan, Haris mendapatkan linggis dari brankas rumah korban untuk melakukan pembunuhan."Adapun modus operandi pelaku yang berinisial HS yaitu pelaku melakukan pembunuhan dengan linggis. Di mana linggis tersebut didapat dari brankas yang ada di rumah korban. linggis itu bisa langsung terlihat jika memasuki rumah," ujar Wahyu.

Wahyu mengatakan, Haris tiba di rumah korban pada Senin (12/11/2018) sekitar pukul 21.00.

Haris kemudian membunuh Diperum dan istrinya sekitar pukul 23.00 saat keduanya tengah tertidur di ruang tamu.

5. Kedua Anak Sempat Terbangun

Diberitakan TribunJakarta.com, Dua anak Diperum Nainggolan Sarah Nainggolan dan Arya Nainggolan, sempat terbangun usai Haris Simamora membunuh Diperum dan Maya Ambarita pada Senin (12/11/2018) malam.

Argo Yuwono dalam konferensi pers mengatakan, Sarah Nainggolan dan Arya Nainggolan sempat berjalan keluar kamar untuk melihat kondisi kedua orangtuanya.

Namun, Haris Simamora menghalangi langkah kedua keponakannya itu dan meminta mereka kembali tidur.

 "Haris menenangkan dua anak Diperum dan bilang 'Tidur lagi sana, Mama cuma sakit kok'," ujar Argo, Jumat (16/11/2018).

Tak hanya menenangkan, Haris juga membimbing Sarah dan Arya menuju tempat tidurnya dan menidurkan keduanya.

Namun saat keduanya mulai kembali tertidur, Haris justru mencekik keduanya hingga tewas.

Foto satu keluarga di Bekasi yang jadi korban pembunuhan, pada Selasa (13/11/2018).
Foto satu keluarga di Bekasi yang jadi korban pembunuhan, pada Selasa (13/11/2018). (Facebook/ @Maya Sofya Ambarita)
 6. Membunuh dalam Keadaan Sadar

Diketahui, Haris Simamora dalam kondisi sadar saat membunuh keluarga Diperum.

"Pengakuannya dia sadar ya (melakukan pembunuhan)," ujar Wahyu Hadiningrat kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (16/11/2018).

Wahyu juga menuturkan, pihaknya telah memastikan Haris Simamora tidak dalam pengaruh minuman keras atau obat-obatan terlarang saat membunuh.Berdasarkan hasil pemeriksaan, Haris Simamora juga dinyatakan normal secara psikologis.

"Pelaku ini normal karena dia juga pernah bekerja di situ, mengawasi kos-kosan. Namun, kami tetap akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut," sambung dia.

Setelah membunuh, Haris Simamora pun langsung pergi menggunakan mobil Nissan X-Trail yang terparkir di depan rumah korban dan membawa serta linggis yang ia jadikan senjata pembunuhan.

 7. Haris Membuang Linggis

Mengutip Warta Kota, Haris yang pergi dengan mobil segera membuang linggis yang digunakannya untuk membunuh korban, di kawasan Kalimalang.

"Ya, HS (Haris) membuang linggis tersebut," kata Argo Yuwono, Jumat (16/11/2018).

Polisi bahkan meminta Haris menunjukkan lokasi pembuangan linggis pada Kamis (15/11/2018) sore.

Haris dibawa ke Kalimalang guna mengonfirmasi pengakuannya.

"Sampai sekarang belum kita temukan karena dibuang di Kalimalang," kata Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/11/2018).

Proses pencarian juga semakin dipersulit oleh faktor cuaca yang kurang baik.

"Karena hujan deras, akhirnya pencarian ditunda. Nanti akan kita cari kembali," ucap Argo Yuwono.(TribunWow.com/Ananda Putri Octaviani)



Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pengakuan Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi: Dendam hingga Cari Perkakas untuk Senjata

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "7 Pengakuan Tersangka Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi"

Back To Top